Benjamin Sesko Jadi Korban Taktik MU

UKIRSLOT – Manchester United kembali merasakan pahitnya kekalahan di Derby Manchester. Bermain di Etihad Stadium, Minggu (14/9/2025), Setan Merah tumbang 0-3 dari rival sekota mereka, Manchester City. Gol Phil Foden di babak pertama ditambah brace Erling Haaland di paruh kedua memastikan dominasi penuh tuan rumah.

Meski banyak jari yang menunjuk ke arah manajer Ruben Amorim, Luke Shaw, atau Manuel Ugarte atas performa mengecewakan tim, sorotan justru mengarah pada Benjamin Sesko.

Striker anyar MU itu tampil seperti sosok yang hilang arah, terputus dari aliran bola, dan nyaris tak berdaya di lini depan.

Bayangan Hojlund Kembali Terulang

Didatangkan dari RB Leipzig dengan mahar £74 juta untuk menggantikan Rasmus Hojlund, Sesko justru menghadapi situasi serupa dengan pendahulunya. Minim suplai bola membuat penyerang 22 tahun asal Slovenia itu kesulitan menunjukkan kualitasnya.

Statistik di laga melawan City menjadi bukti. Selama 80 menit tampil, Sesko hanya mencatatkan 20 sentuhan bola dan tak satu pun terjadi di dalam kotak penalti lawan.

Peluang terbaiknya hanyalah sepakan setengah matang yang mudah diamankan kiper debutan City, Gianluigi Donnarumma. Dari sembilan duel, ia hanya memenangi tiga, dan dari 14 umpan yang dicoba, hanya delapan yang berhasil.

Suara Fans: Sesko Bukan Masalahnya

Lebih ironis lagi, posisi rata-rata Sesko justru lebih dalam ketimbang beberapa rekannya. Bahkan, Patrick Dorgu yang berstatus bek sayap kiri bermain lebih ofensif daripada striker utama MU tersebut.

Kondisi ini segera memicu reaksi warganet. Banyak pendukung MU bersimpati sekaligus menilai masalah utama ada pada pola permainan tim, bukan pada sang striker.

“Saya kasihan pada Sesko, dia dibuat bernasib sama dengan Hojlund,” tulis seorang fans. Komentar lain berbunyi, “Dulu semua menyalahkan Hojlund. Sekarang lihat Sesko, dia sudah melakukan bagiannya, tapi siapa yang memberinya servis?”

Amorim Tetap Tenang

Di tengah kritik deras, Ruben Amorim tetap memberikan dukungan untuk Sesko. Ia meminta suporter bersabar karena adaptasi di Premier League bukan hal mudah.

“Dia mulai merasakan kerasnya liga terbaik di dunia. Kami akan membantunya memanfaatkan kualitasnya, tapi itu butuh waktu,” ujar Amorim kepada BBC Radio 5 Live.

Kini, Amorim dan pasukannya menghadapi tantangan besar. Menjamu Chelsea di Old Trafford pekan depan akan menjadi ujian serius, sekaligus kesempatan bagi United untuk memperbaiki pola serangan agar striker mereka tak lagi dibiarkan sendirian di lini depan.